Selasa, 07 April 2015

If You Know .....

Menyayangi -atau lebih tepatnya mencintai- seseorang adalah suatu hal yang sangat membahagiakan
Namun, saat rasa itu hanya kita pendam tanpa kita ungkapkan, apa masih membahagiakan?
Mungkin tidak
Ya tidak akan membahagiakan
Apalagi saat kita merasakan suatu hal yang tidak seharusnya
Saat kita harus memendam semua itu sendiri tanpa bisa mengungkapkan pada orang itu
Sakit? Lelah?
Tentu saja itu semua kita rasakan

Saat seseorang itu akan pergi jauh, kita tidak bisa mencegahnya
Sekalipun kita berusaha keras untuk melakukannya tetap tidak bisa
Meskipun kita harus berbohong bisa melakukannya tapi tetap tidak bisa
Kita mungkin akan berpura pura tersenyum
Berpura pura sanggup melepasnya
Berpura pura mendukung semua hal yang dilakukannya
Tapi semua itu hanya topeng
Saat kita hanya sendiri
Terkadang kita bisa menangis memikirkannya
Hanya bisa diam
Hanya bisa menangis
Hanya bisa berpura pura tersenyum
Tanpa bisa mencegah dia untuk pergi
Karena kita tidak memiliki hak untuk mencegahnya
Karena kita bukan siapa siapanya
Karena kita hanya seorang teman

Andai engkau tau betapa menyiksanya perasaan itu
Andai engkau tau betapa sakitnya
Andai engkau tau betapa menyedihkannya aku saat menangis hanya karenamu
Semua itu menyiksaku
Andai kau diposisiku sekarang, mungkin kau akan tau bagaimana rasanya

Sabtu, 17 Januari 2015

Untukmu

Untukmu,

Jika aku bicarakan cintaku dalam diam, maukah kau mendengarnya?
Mungkin tidak, karena kau hanya mendengarku dengan telingamu
Jika aku mencintaimu dalam gelap, maukah kau melihatnya?
Mungkin tidak, karena kau hanya melihatku dengan kedua matamu

Sedang kau mendengarnya dengan hatimu, mencintainya dengan perasaanmu
Karena kau juga bicarakan cintamu dalam diam, perlihatkan cintamu dalam gelap

Lalu kenapa kau perdengarkan padaku nyanyian, perlihatkan padaku cahaya
Ketika semuanya hanyalah permainan indera, atau mungkin ilusi semata?

Seharusnya kau tahu, ketika seseorang jatuh cinta bahkan hujan badai pun akan terlihat bagai tetes embun yang menyejukkan
Seharusnya kau mengerti, bukankah kau mengalaminya juga?

Seharusnya kau tak berada disana, berdiri di tempatmu saat ini
Agar aku tak belajar melihatmu dalam mata tertutupku
Agar aku tak belajar mendengarmu, dalam setiap nanyian tanpa suara itu

Dan kini aku merasa seperti berdiri terlalu dekat dengan sang mentari
Karena indah tak ada lagi disana, hangat tak lagi disana hanya sakit yang kurasa

Untukmu, dari bintang yang bersinar dibalik sang rembulan

Jumat, 16 Januari 2015

Karena Aku Mencintaimu ( Part 3 ) - END

  Disinilah aku, di salah satu kolam renang umum. Setelah sebelumnya Aldi menjemputku akhirnya kami disini. Hanya ada aku, Aldi dan Niko yang berenang. Aku tak menyangka bahwa Aldi akan benar - benar menjemputku. Sekitar pukul 10.30 kami memutuskan untuk pulang.
"Ayo makan ntar biar Ariani yang bayar." ucap Niko seenaknya.
"Wah enak - enak." ucap Aldi.
"Yaudah ayo ga apa - apa. Biar aku yang bayar." ucapku menuruti ajakan Niko.
"Beneran lho Ar. Hmmm mie ayam bakso enak nih." Aldi mencoba memberi ide.
"Ya ayo ga apa - apa." balasku
Akhirnya kita makan siang di salah satu warung mie ayam bakso dekat salah satu universitas di Yogyakarta.
  Hari ini sangat melelahkan namun juga menyenangkan karena aku bisa pergi dengan Aldi. Dan juga Aldi sempat mampir ke rumahku. Terimakasih untuk hari ini Aldi.

  Hari berikutnya saat aku bertemu dengan Aldi, dia bersikap seperti tidak terjadi apa-apa diantara kita berdua. Ya dia selalu bersikap seperti itu.
"Kemarin aku pergi sama Aldi." curhatku.
"Kemana?" tanya Puspita padaku.
"Renang. Cuma bertiga, aku, Aldi sama Niko. Terus kita juga makan siang bareng terus ke rumahku."
"Ciee eheemm yang jalan sama Aldi." goda Puspita.
"Ssstt ga usah keras - keras." ucapku.
"Wah keren akhirnya kamu bisa jalan sama Aldi."
"Ya begitulah." ucapku cuek.

  Hari ini adalah hari minggu di akhir bulan. Seperti biasa aku hanya di rumah tak ingin memikirkan hal lain. Aku hanya ingin melepaskan penatku dirumah.
Ting .....
Siapa yang menganggu hari minggu indahku ini? Kubuka pesan yang masuk ke dalam hp ku.

From : Aldi
Kamu lagi apa, Ar? Ayo kita pergi keluar.

To : Aldi
Aku lagi ga ngapa-ngapain Al. Mau pergi kemana?

From : Aldi
Udah, kamu siap - siap aja. Ntar aku jemput.

Aku tak membalas pesan Aldi. Aku masih berpikir apa Aldi serius mengajakku keluar? Lalu dia mau menjemputku? Ah, sudahlah lebih baik aku bersiap - siap saja.

  Ternyata Aldi mengajakku ke sebuah taman dengan suasana yang nyaman. Tidak banyak orang disini, hanya terlihat beberapa orang saja. Aku dan Aldi duduk di salah satu bangku di bawah pohon yang teduh, lumayan jauh dari pusat perhatian. Cukup lama kita berdua hanya diam. Hingga Aldi membuka suara, memulai pembicaraan.
"Ada yang pengen aku bicarain sama kamu, Ariani." ucap Aldi dengan nada serius.
"Emang kamu pengen ngomong apa Al?" tanyaku.
"Aku pengen tanya sesuatu sama kamu." ucap Aldi, kali ini dia menatapku.
"Hmmm? Tanya apa?" tanyaku sedikit bingung.
"Apa kamu suka sama aku?" tanya Aldi tetap menatapku.
"Apa? A...pa maksudmu?"
"Aku tau kalo kamu suka sama aku, Ar. Sejak awal aku udah tau. Tapi kamu selalu berusaha buat nyembunyiin itu kan. Tapi kamu ga bisa bohong sama aku Ar. Aku bisa liat semuanya dari mata kamu juga sikap kamu." ucap Aldi dengan tersenyum meski tak menatapku lagi.
"Tanpa kamu bilang aku tau perasaanmu. Aku tau tiap kamu liat aku meski dari jauh Ar. Aku ga bisa terus - terusan diam pura-pura ga tau kalo kamu suka sama aku. Aku ga mau nyakitin kamu, Ar." Aldi mencoba menarik nafas dalam.
"Aku pernah bilang kan kalo aku sama kamu itu sahabat. Kamu udah aku anggap sahabat baikku, Ar. Aku selalu nyemangatin kamu karena kamu adalah sahabatku dan kamu emang hebat karena kamu itu kuat hadapin sikapku yang kadang dingin sama kamu. Kamu tau kan kalo aku emang gitu karena kita udah kenal lama dan kamu itu sahabatku"
"Aldi...." bibirku kelu, aku tidak bisa berbicara apa-apa lagi. Aku bahkan sudah ingin menangis.
"Ariani..." ucapnya sambil tersenyum manis dan menatapku dengan intens.
"Aku ingin lebih dekat sama kamu." ucapnya sambil menggenggam tanganku dengan lembut dan jangan lupakan senyum manisnya.
"Ayo kita pulang, Ariani." ajak Aldi.

-END-

Kamis, 15 Januari 2015

Karena Aku Mencintaimu ( Part 2 )

  Tanpa terasa sudah 3 tahun aku sekolah di sini dan sudah 6 tahun aku mengenal Aldi. Perasaan yang muncul setiap kali aku bertemu Aldi seperti 3 tahun lalu tidak berubah justru perasaan itu tumbuh semakain besar. Jantungku tetap berdetak kencang saat bertemu dengan Aldi.
  3 tahun ini aku menyayangi Aldi dalam diam. Ya aku sadar, aku telah jatuh pada pesona Aldi. Sosok Aldi yang pendiam, baik, dewasa, perhatian namun humoris saat bersama teman - teman terdekatnya. Aldi yang taat agama benar - benar bisa mengambil hatiku. Sikapnya itu bisa membuatku berusaha menjadi lebih baik lagi.
  Banyak hal aku lewati bersama Aldi meskipun hal itu didasari dengan hubungan sebagai "sahabat". Namun jika hubungan itu bisa membuatku tetap dekat dengan Aldi maka aku akan tetap bahagia. Aku tidak pernah mengatakan perasaanku padanya namun aku yakin dia sudah mengetahui perasaanku.

Ting ....
Tiba - tiba hp ku berbunyi tanda ada pesan masuk. Ku raih hp ku yang tergeletak di meja dan ku buka pesan itu.

From : Aldi
Happy birthday Ariani, Semoga selalu berusaha menjadi seseorang yang baik, tambah umur kan tambah tua, terus jadi tambah dewasa ya Ar. Semakin dewasa semakin paham dengan kehidupan
Kehidupan ini bukan hanya sekedar bersenang senang.
Happy birthday Ariani

Sederet kalimat doa yang menunjukkan sikap dewasanya. Ya hari ini adalah ulang tahunku, tak kusangka Aldi akan mengingat hari ulang tahunku. Dan Aldi termasuk orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun padaku.

To : Aldi
Iya Al, makasih :) aku bakal berusaha buat jadi orang yg baik juga dewasa ;)

Terimakasih Aldi, kau sudah mengingat hari ulang tahunku yang ke - 17 ini. Ulang tahun yang sangat istimewa.

  Duduk dikelas 3 SMK menuntutku untuk lebih rajin dalam belajar. Seperti hari ini ada acara khusus untuk kelas 3 dalam mempersiapkan ujian. Acara yang panjang namun tidak membosankan karena aku bisa melihat Aldi dari jauh.
"Happy birthday, Ar." kata Aldi sambil tersenyum manis.
Tunggu dulu. Ini sudah 2 minggu sejak hari ulang tahunku namun dia masih mengingatnya?
"Hehehe iya, makasih Al."
Aku langsung bergabung dengan Puspita, Tari dan Ema karena aku sudah sangat gugup dihadapan Aldi.

  Beberapa hari ini aku merasa lebih dekat dengan Aldi. Kami mulai sering berkirim pesan membicarakan hal - hal yang konyol. Hari minggu ini aku hanya sendirian dirumah, hah akan membosakankan.
Ting ....
Sebuah pesan baru masuk.

From : Aldi
Ar, mau ikut renang nggak bareng Niko?

To : Aldi
Aku ga ada yang nganter Al.

From : Aldi
Yaudah, siap - siap aja.

To : Aldi
Terus?

From : Aldi
Aku jemput.

Tunggu dulu. Apa? Dia mau menjemputku?

-TBC-

Rabu, 14 Januari 2015

Karena Aku Mencintaimu ( Part 1)

  Ini adalah hari pertama aku menjadi siswi di sekolah ini. Dengan semangat aku menyusuri lorong disekolah ini untuk mencari ruang kelasku.
"Hai Ar, kamu juga diterima di sini?" sebuah suara yang sangat ku kenal mengagetkanku.
"Oh, Aldi? Kamu juga diterima? Aku ga nyangka ternyata kita berdua bisa diterima disini." jawabku.
"Hahaha tentu saja. Kau dikelas apa, Ar?"
"Aku dikelas 10-A, kalau kamu Al?"
"Aku kelas 10-C. Wah ternyata kita ga satu kelas lagi hahaha." jawabnya sambil tertawa.
"Tentu saja, kau kira kita akan terus satu kelas?"
"Ya, siapa tau saja kan." jawabnya sambil tersenyum.
Tanpa terasa kami sudah berada di lantai 3 tempat ruang kelas kami. Ternyata ruang kelasku dan Aldi lumayan jauh.
  Disinilah aku, di ruang kelas 10-A yang sudah mulai terlihat ramai. Aku memilih duduk di barisan depan karena barisan belakang sudah diisi oleh anak laki - laki. Tak lama kemudian seorang guru pria memasuki ruang kelas. Ternyata beliau adalah wali kelasku.

  Sudah 2 bulan aku menjadi murid di sekolah ini. Aku sudah menemukan teman baru namanya, Puspita, Tari dan juga Ema. Mereka bertiga sudah sangat dekat denganku.
  Seperti biasa, jam istirahat akan kuhabiskan untuk bermain dan bercanda dengan mereka.
"Ayo kita ke kantin." ajak Ema.
"Baiklah. Ariani cepat sebelum bel masuk." teriak Tari padaku.
"Iya iya sabar sedikit dong." ucapku agak sedikit kesal.
Kami berempat pergi ke kantin sambil bersendagurau, hingga sebuah suara mengagetkanku.
"Hai, Ar. Kamu mau kemana?"
"Ah Aldi, aku mau ke kantin sama teman - temanku. Kau mau ikut?" tanyaku padanya.
"Ga usah Ar, aku ga pengen ke kantin." jawabnya.
"Kau yakin? Baiklah aku pergi dulu ya, Aldi." ucapku padanya sambil tersenyum.
Aku terus berjalan tanpa menyadari teman-temanku sedang berbisik. Sebenarnya apa yang mereka bicarakan?
"Ciee, siapa itu Ar?" tanya Puspita dengan tiba - tiba.
"Dia itu temanku, aku udah kenal dia sejak SMP. Namanya Aldi."
"Oh teman SMP." ucap Nurma sambil tersenyum penuh arti.
Aku tetap berjalan tanpa mempedulikan teman - temanku yang masih saja membicarakan tentang Aldi.

  Tak kusangka ternyata teman - temanku menyebarkan gosip yang luar biasa. Mereka mengatakan jika aku dan Aldi adalah sepasang kekasih. Astaga, apa salahku hingga mereka membuat gosip seperti itu Tuhan? Mereka benar - benar berlebihan. Apa yang harus kulakukan saat aku bertemu Aldi nanti?
"Kau kenapa Ar? Kenapa bicara sendiri gitu?" tanya seseorang padaku.
Oh tidak, sepertinya aku mengenal pemilik suara itu. Apa yang harus ku lakukan?
"Aldi? Hehehe aku ga apa - apa kok Al." jawabku sambil tersenyum kikuk.
"Baguslah kalau kau ga apa - apa." jawabnya sambil tersenyum seperti biasa.
"Aku... aku pergi dulu ya Al."
Kenapa aku tiba - tiba merasa gugup didepan Aldi? Apa yang terjadi pada diriku?

  Sesampainya dirumah kurebahakan tubuhku berharap semua lelah itu menghilang. Hari ini terasa begitu melelahkan dengan semua gosip yang diciptakan teman - teman tercintaku itu, ditambah rasa gugup yang tiba - tiba muncul saat aku bertemu dengan Aldi. Ku hembuskan nafasku dengan kasar agar rasa lelahku berkurang. Semoga besok lebih baik dari hari ini Tuhan.

  Sepertinya Tuhan belum menjawab doaku semalam, terbukti sekarang aku bertemu dengan Aldi dan temannya.
"Eheemm ciee Aldi sama Ariani." ucap Ari dengan nada menggoda.
"Apa sih kau ini Ri, nyebelin banget."
"Jangan ngambek dong Ar, ntar Aldi ga suka lagi sama kamu."
Astaga, benar - benar menyebalkan Ari ini.
"Jangan dengerin dia, Ar dia kan cuma bercanda." kata Aldi.
Deg
Deg
Deg
Kenapa tiba - tiba jantungku berdetak kencang seperti ini? Perasaan tadi baik - baik saja, kenapa saat bertemu dengan Aldi jadi begini? Sepertinya memang ada yang salah dengan diriku.

  Hari demi hari ku lewati dengan perasaan yang aneh. Setiap kali aku berpapasan dengan Aldi, jantungku akan berdetak kencang dan aku akan menjadi gugup. Saat ku ceritakan hal ini pada Puspita, Tari dan Nurma mereka sepakat mengatakan jika aku mulai menyayangi Aldi. What? Aku menyayangi Aldi? Yang benar saja, dia itu teman SMP ku mana mungkin aku menyayanginya. Itu sungguh tidak mungkin.
"Hai Ariani."
"Hai Al....di." Kenapa aku jadi gugup saat melihat senyumnya? Apa aku benar - benar menyayangi Aldi? Tapi itu tidak mungkin.
 
  Namun sepertinya aku memang mulai menyayangi Aldi. Setiap kali aku bertemu dengannya jantungku selalu berdetak lebih cepat, aku tak bisa mengalihkan pandanganku padanya. Entah sejak kapan aku menyayanginya. Sejak muncul gosip itu? Atau bahkan sejak pertama aku mengenalnya saat SMP? Aku sendiri tidak tahu.

-TBC-

Minggu, 11 Januari 2015

Max Changmin - Because I Couldn't Say I Love You (English lyrics)

Tears keep flowing
I don’t even have the strength to wipe them away now
It seems like your traces will be erased as well
But I probably don’t want that
Which is why I cry again

Because I couldn’t say I love you
Because I don’t have that kind of courage
Because I couldn’t hold onto you, who was leaving
I miss you even more

I keep sighing
Even after time passes, I miss you more
I know I can’t ever see you again
But I’m looking for you among the people in the street

Because I couldn’t say I love you
Because I don’t have that kind of courage
Because I couldn’t hold onto you, who was leaving
I miss you even more

I thought it was all over
That’s what I believed but I guess not
I want to tell you I love you
But you’re not by my side anymore
I yell out that I miss you
But I know I can’t turn things back
So I miss you

Aku Ingin Mencintai dan Melupakanmu dengan Sederhana

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti embun hinggap di tepian daun
Dan tanah yang sabar menyambutnya jatuh

Tapi aku ingin melupakanmu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti mata yang berkedip menyambut pagi
Dan daun jendela yang mengintip matahari

Tapi aku ingin melupakanmu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti waktu yang tak pernah berhenti
Dan senyummu yang mengabadikannya

Tapi aku ingin melupakanmu

Aku ingin melupakanmu dengan sederhana
Sesederhana air mata yang mengalir
Sesederhana genggam tangan yang terlepas

Tapi aku ingin mencintaimu

*itu penggalan puisi dari novel berjudul "Cinta." Karya Bernard Batubara
And don't know why, i love that poem