Ini adalah hari pertama aku menjadi siswi di sekolah ini. Dengan semangat aku menyusuri lorong disekolah ini untuk mencari ruang kelasku.
"Hai Ar, kamu juga diterima di sini?" sebuah suara yang sangat ku kenal mengagetkanku.
"Oh, Aldi? Kamu juga diterima? Aku ga nyangka ternyata kita berdua bisa diterima disini." jawabku.
"Hahaha tentu saja. Kau dikelas apa, Ar?"
"Aku dikelas 10-A, kalau kamu Al?"
"Aku kelas 10-C. Wah ternyata kita ga satu kelas lagi hahaha." jawabnya sambil tertawa.
"Tentu saja, kau kira kita akan terus satu kelas?"
"Ya, siapa tau saja kan." jawabnya sambil tersenyum.
Tanpa terasa kami sudah berada di lantai 3 tempat ruang kelas kami. Ternyata ruang kelasku dan Aldi lumayan jauh.
Disinilah aku, di ruang kelas 10-A yang sudah mulai terlihat ramai. Aku memilih duduk di barisan depan karena barisan belakang sudah diisi oleh anak laki - laki. Tak lama kemudian seorang guru pria memasuki ruang kelas. Ternyata beliau adalah wali kelasku.
Sudah 2 bulan aku menjadi murid di sekolah ini. Aku sudah menemukan teman baru namanya, Puspita, Tari dan juga Ema. Mereka bertiga sudah sangat dekat denganku.
Seperti biasa, jam istirahat akan kuhabiskan untuk bermain dan bercanda dengan mereka.
"Ayo kita ke kantin." ajak Ema.
"Baiklah. Ariani cepat sebelum bel masuk." teriak Tari padaku.
"Iya iya sabar sedikit dong." ucapku agak sedikit kesal.
Kami berempat pergi ke kantin sambil bersendagurau, hingga sebuah suara mengagetkanku.
"Hai, Ar. Kamu mau kemana?"
"Ah Aldi, aku mau ke kantin sama teman - temanku. Kau mau ikut?" tanyaku padanya.
"Ga usah Ar, aku ga pengen ke kantin." jawabnya.
"Kau yakin? Baiklah aku pergi dulu ya, Aldi." ucapku padanya sambil tersenyum.
Aku terus berjalan tanpa menyadari teman-temanku sedang berbisik. Sebenarnya apa yang mereka bicarakan?
"Ciee, siapa itu Ar?" tanya Puspita dengan tiba - tiba.
"Dia itu temanku, aku udah kenal dia sejak SMP. Namanya Aldi."
"Oh teman SMP." ucap Nurma sambil tersenyum penuh arti.
Aku tetap berjalan tanpa mempedulikan teman - temanku yang masih saja membicarakan tentang Aldi.
Tak kusangka ternyata teman - temanku menyebarkan gosip yang luar biasa. Mereka mengatakan jika aku dan Aldi adalah sepasang kekasih. Astaga, apa salahku hingga mereka membuat gosip seperti itu Tuhan? Mereka benar - benar berlebihan. Apa yang harus kulakukan saat aku bertemu Aldi nanti?
"Kau kenapa Ar? Kenapa bicara sendiri gitu?" tanya seseorang padaku.
Oh tidak, sepertinya aku mengenal pemilik suara itu. Apa yang harus ku lakukan?
"Aldi? Hehehe aku ga apa - apa kok Al." jawabku sambil tersenyum kikuk.
"Baguslah kalau kau ga apa - apa." jawabnya sambil tersenyum seperti biasa.
"Aku... aku pergi dulu ya Al."
Kenapa aku tiba - tiba merasa gugup didepan Aldi? Apa yang terjadi pada diriku?
Sesampainya dirumah kurebahakan tubuhku berharap semua lelah itu menghilang. Hari ini terasa begitu melelahkan dengan semua gosip yang diciptakan teman - teman tercintaku itu, ditambah rasa gugup yang tiba - tiba muncul saat aku bertemu dengan Aldi. Ku hembuskan nafasku dengan kasar agar rasa lelahku berkurang. Semoga besok lebih baik dari hari ini Tuhan.
Sepertinya Tuhan belum menjawab doaku semalam, terbukti sekarang aku bertemu dengan Aldi dan temannya.
"Eheemm ciee Aldi sama Ariani." ucap Ari dengan nada menggoda.
"Apa sih kau ini Ri, nyebelin banget."
"Jangan ngambek dong Ar, ntar Aldi ga suka lagi sama kamu."
Astaga, benar - benar menyebalkan Ari ini.
"Jangan dengerin dia, Ar dia kan cuma bercanda." kata Aldi.
Deg
Deg
Deg
Kenapa tiba - tiba jantungku berdetak kencang seperti ini? Perasaan tadi baik - baik saja, kenapa saat bertemu dengan Aldi jadi begini? Sepertinya memang ada yang salah dengan diriku.
Hari demi hari ku lewati dengan perasaan yang aneh. Setiap kali aku berpapasan dengan Aldi, jantungku akan berdetak kencang dan aku akan menjadi gugup. Saat ku ceritakan hal ini pada Puspita, Tari dan Nurma mereka sepakat mengatakan jika aku mulai menyayangi Aldi. What? Aku menyayangi Aldi? Yang benar saja, dia itu teman SMP ku mana mungkin aku menyayanginya. Itu sungguh tidak mungkin.
"Hai Ariani."
"Hai Al....di." Kenapa aku jadi gugup saat melihat senyumnya? Apa aku benar - benar menyayangi Aldi? Tapi itu tidak mungkin.
Namun sepertinya aku memang mulai menyayangi Aldi. Setiap kali aku bertemu dengannya jantungku selalu berdetak lebih cepat, aku tak bisa mengalihkan pandanganku padanya. Entah sejak kapan aku menyayanginya. Sejak muncul gosip itu? Atau bahkan sejak pertama aku mengenalnya saat SMP? Aku sendiri tidak tahu.
-TBC-